
Kategori: Budaya
Penulis : Faqih Zakky Anindita, S.T., dkk.
Penerbit: Tandabaca Press
Tahun Terbit: 2023
Dimensi: viii + 208 halaman, 14 cm x 20 cm
ISBN: 9 786021 233436
Dari penelusuran kami lewat buku, jurnal, buletin, laporan wartawan, serta kunjungan ke lapangan, ternyata banyak data-data hidrologi yang bisa menjadi ikon keistimewaan Yogyakarta. Yogyakarta juga kaya dunia peninggalan hidrologis dan juga hidrologi buatan yang bernuansa budaya. Kawasan batu-batu, tanah, air, dan dataran di Yogyakarta sebenarnya merupakan pertanda hadirnya ikon keistimewaan Yogyakarta. Tentu saja, beragam peninggalan purbakala itu perlu dicari, dipilih, dan
ditemukan, sehingga jelas konteks air apa saja yang layak menjadi simbol keistimewaan Yogyakarta.
Konsep hidrologi budaya keistimewaan DIY, masih perlu dirumuskan. Hidrologi itu berada pada ilmu eksakta, yang seolah-olah sulit dipadukan secara transdisipliner dengan ilmu budaya (humaniora). Ternyata setelah melalui pendalaman, hidrologi
itu dapat dipadukan secara sinergis dengan budaya. Konsep hidrologi dan budaya berkaitan pula dengan keistimewaan DIY. Konsep tersebut menjadi landasan pemikiran, bahwa hidrologi budaya itu memang ada. Hidrologi budaya bisa memberikan dukungan pada keistimewaan DIY.
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air di bumi dalam segala bentukannya, baik yang berupa cairan, padat, dan gas. Lebih lanjut, hidrologi juga mempelajari karakteristik air tersebut, baik sifat-sifat air, bentuk penyebarannya dan siklus air berlangsung di muka bumi. Beberapa ahli berpendapat mengenai pengertian hidrologi. Menurut Asdak (Salsabila dan Nugraheni, 2020: 1-2), hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cairan, gas, padat) pada, dalam, dan di atas permukaan tanah. Adapun Arsyad (2009:2) berpendapat bahwa hidrologi adalah ilmu yang mempelajari proses penambahan, penampungan, dan kehilangan air di bumi.
Hidrologi adalah ilmu yang membahas karakteristik kuantitas dan kualitas air di bumi menurut ruang serta waktu, termasuk proses hidrologi, pergerakan, penyebaran, sirkulasi tampungan, eksplorasi, pengembangan maupun manajemen. Lebih jauh lagi
Linsley (1986:23) mengatakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang membicarakan tentang air di bumi baik itu mengenai kejadiannya, jenis-jenis, sirkulasi, sifat kimia dan fisika serta reaksinya terhadap lingkungan maupun kehidupan. Permukaan bumi sebagian besar tertutupi oleh air sebanyak 70,9 % baik berupa perairan darat maupun perairan laut. Perairan darat adalah semua bentuk perairan yang terdapat di darat. Bentuk perairan yang terdapat di darat meliputi, mata air, air yang mengalir di permukaan dan bergerak menuju ke daerah-daerah yang lebih rendah membentuk sungai, danau, telaga, rawa, dan lain-lain yang memiliki suatu pola aliran yang dinamakan Daerah Aliran Sungai (DAS). Dari berbagai penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa air sumur, air sungai, rawa, telaga, danau, empang dan sejenisnya termasuk jenis perairan darat, sedangkan perairan laut adalah bentuk perairan di laut.
Atas dasar pendapat-pendapat tersebut, hidrologi memang ilmu air serta seluk beluknya. Di kawasan Yogyakarta, hidrologi justru memiliki makna tersendiri, sebab terkonstruksi dengan budaya yang mendukung keistimewaan Yogyakarta. Air tanah,
tentu saja tidak terbatas pada benda cair yang merembes ke tanah. Air tanah juga berkaitan dengan perputaran air, dari air tanah, diambil, diminum, dibuang ke selokan, masuk ke sungai, lalu ke laut dan kelak akan disedot oleh matahari. Matahari yang memutarkan air mampu kembali ke tanah lagi. Dalam perputaran itu, disebut proses, yang memunculkan beragam hidrologi budaya.
@tandabaca kinarya cipta 2023 All Right Reserved